Jumat, 06 September 2019

Menjadi Guru? Siapa Takut?


Menjadi seorang guru bukanlah profesi yang mudah. Karena guru dianggap sebagai manusia serba bisa. Selain itu banyak sorotan yang akan tertuju padanya, mulai dari tingkah lakunya, penampilannya, pemikirannya, maupun perannya. Menjadi guru itu butuh banyak pengorbanan. Bayangkan saja sebelum mengajar guru harus menyusun perangkat pembelajaran, mulai dari program tahunan, program semester, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, penilaian, media, metode yang digunakan, hingga materi yang akan disampaikan dan masih banyak lagi. Tidak hanya sampai disitu, saat di kelas nanti guru akan menemui siswa yang tidak memperhatikan, gaduh sendiri, tidur, bicara dengan teman, baca novel, mengerjakan tugas lain, nge-tes gurunya dan lain sebagainya. Tetapi seorang guru harus tetap sabar dalam mendidik siswanya hingga mereka memahami materi yang disampaikan dan bahkan menerapkannya. Meskipun urusan paham atau tidak bukan urusan guru, tetapi kuasa Allah. Selain itu, upah yang diterima guru tak sebanding dengan pengorbanan yang telah dilakukan. Oleh karena itulah guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Karena yang dicari bukan semata-mata materil, melainkan mengabdikan diri untuk negara dan menolong sesama.
Tugas utama seorang guru tidak lain dan tidak bukan adalah mengajar. Mengajar adalah transfer of knowledge, yaitu proses transfer ilmu dari seorang guru pada siswanya. Namun tujuan dari pendidikan lebih dari itu, yaitu penanaman akhlak kepada siswa. Jadi bukan hanya seberapa pandai siswa itu, namun bagaimana akhlak siswa terhadap dirinya, orang lain, maupun lingkungannya. Seorang guru harus mampu menjadi pendidik, menjadi teman, menjadi motivator, dan menjadi suri tauladan yang tidak hanya melalui mauidhoh (ucapan) namun harus melalui uswatun hasanah (tingkah laku yang baik). Hal ini perlu dilakukan, karena peserta didik akan meniru apa yang dilakukan gurunya. Terdapat ungkapan bahwa “Guru kencing berdiri, siswa kencing berlari”. Ketika seorang guru memberikan contoh perilaku yang baik saja, masih banyak siswa yang tidak berperilaku baik. Apalagi jika guru tidak memberikan contoh yang baik, entah akan menjadi seperti apa siswanya nanti.

 Guru adalah orang tua siswa ketika di sekolah. Guru wajib melaksanakan kewajibannya dan memberikan hak-hak siswa, yaitu mengajar di kelas. Jadi mau tidak mau guru selalu bersinggungan dengan proses belajar mengajar di dalam kelas. Maka seorang guru harus memiliki bekal yang cukup. Telah disebutkan di dalam Undang-undang bahwa setidaknya guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik, dan profesional. Namun dalam kenyataannya tidak semua guru memilikinya. Sehingga dalam implementasinya, beberapa diantaranya belum sesuai dengan harapan. Berkaca dari hal tersebut, bagi guru baru, calon guru atau mahasiswa yang tengah menjelajah di fakultas pendidikan perlu memerhatikan hal tersebut. Namun, untuk menjadi guru yang profesional dan disenangi oleh siswa tentunya, pasti membutuhkan proses yang tidak singkat. Oleh karena itu, guru baru atau calon guru harus lebih banyak belajar dari yang sudah berpengalaman, berkaca dari pengalaman, dan membaca literatur.

Mahasiswa fakultas pendidikan semester akhir, biasanya dibebani tugas microteaching, yaitu tugas mengajar dilingkup teman-temannya sendiri. Walaupun hanya dengan teman sejawat, banyak yamg harus dipersiapkan. Dan pasti membuat para mahasiswa deg-degan, memiliki perasaan grogi, minder, takut, nervous, dan lain sebagainya. Namun jangan khawatir, semua pasti akan berlalu. Dan semua harus dilakukan, meskipun nantinya banyak kritikan yang dilemparkan. Kita tahu, bahwa kritikan adalah senjata untuk memperbaiki diri dan pujian adalah bumerang yang akan menghancurkan. Jadi jangan berkecil hati jika dikritik orang lain meskipun itu menyakitkan. Mungkin beberapa tips berikut dapat dijadikan referensi bagi guru baru atau calon guru saat pertama kali mengajar.

Sugesti diri
Sangat penting membuat diri aanda menjadi apa yang anda pikirkan. Salah satu caranya adalah mempengaruhi diri sendiri. Memiliki keyakinan bahwa anda bisa melakukannya, maka anda akan benar-benar bisa melakukannya. Jika hal ini diterapkan, saat praktek mengajar maka anda akan bisa menjadi apa yang anda inginkan.

Tenang
Tidak ada orang sukses yang lahir tanpa adanya proses yang panjang. Pasti semua membutuhkan kerja keras, kesungguhan, kemauan untuk berubah, tenang, dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Begitu juga dengan seorang guru, dalam mengajar jangan gegabah, tetap tenang. Karena ketenangan akan membuat anda mampu berpikir. Misalnya, saat mengajar anda lupa apa materi yang akan disampaikan selanjutnya. Disaat seperti ini anda harus tenang, cobalah untuk mengingat sambil berkomunikasi dengan siswa anda.

Mengerahkan semua kemampuan
Jangan bermain air jika tidak ingin basah, jika sudah basah maka lebih baik berenang sekalian. Jika anda melakukan sesuatu jangan setengah-setengah, lakukan dengan totalitas. Karena tidak ada seorang pun yang menginginkan rencananya gagal. Begitu juga dengan mengajar, mengerahkan semua kemampuan yang dimiliki akan mendukung keberhasilan anda.

Mengajak siswa untuk berkomunikasi
Mengajar tidak sebatas seperti radio yang terus berbunyi tanpa ada yang mendengarkan. Karena berbicara tanpa ada yang mendengarkan itu menyakitkan. Nah, disini seorang guru perlu berkomunikasi dengan siswa, tentunya dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Jangan menggunakan bahasa asing atau ilmiah, karena hal itu akan membingungkan siswa. Dengan begitu apa yang anda sampaikan dapat diterima siswa.

Guru, digugu lan ditiru begitulah falsafah Jawa. Apa yang dilakukan guru selalu menjadi panutan siswanya. Terkadang siswa itu lebih mendengarkan apa yang dikatakan guru, daripada orang tuanya. Oleh karena itu, guru harus mampu memberikan contoh yang baik. Hal itu dapat dilatih, seperti berpakaian rapi, disiplin, tidak bermain hp saat di kelas, tidak duduk di meja, menertibkan siswa saat di kelas, dan yang paling penting selalu menjaga komunikasi dengan siswa. Seorang guru sangat perlu memperhatikan hal-hal kecil tersebut, karena yang paling menentukan bagi siswa adalah kesan pertama saat mengajar di kelas. Menjadi guru profesional dan disukai oleh siswa pasti menjadi dambaan setiap guru. Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang guru saat mengajar, yaitu:

Memberikan motivasi
Selain fasilitator guru dituntut untuk menjadi motivator. Motivator untuk para siswanya. Dengan memberikan dorongan-dorongan yang positif diharapkan siswa akan mengikuti pelajaran dengan serius. Misalnya seperti memberikan cerita-cerita inspiratif, menceritakan masa lalu guru yang mengandung nilai moral, atau memutarkan video yang dapat membangkitkan semangat belajar.

Membuat siswa senang dan bersemangat
Seorang guru terlebih dahulu harus memiliki semangat dalam mengajar kemudian semangat tersebut disulutkan pada siswanya. Seorang guru harus memiliki wajah yang berseri-seri, agar semangat siswanya dapat timbul. Untuk membuat siswa senang dan bersemangat dapat dilakukan dengan ice breaking atau game yang berhubungan dengan pembelajaran.

Memberikan selingan humor
Mengajar dengan serius itu perlu, namun jika dari awal sampai akhir serius melulu, maka siswa akan bosan. Oleh karena itu, guru perlu memberikan selingan humor yang mampu memecah kebosanan siswa. Dengan seperti itu siswa tidak merasa bosan karena mengajar guru yang monoton. Selain itu, hal tersebut adalah cara agar konsentrasi siswa terpusat kembali.

Mengajar sesuai dengan usia siswa dan mengaitkannya dengan sesuatu yang sedang booming
Mengajar harus disesuaikan dengan usia siswa, karena hal tersebut dapat mempengaruhi kepahaman siswa. Jika yang diajar adalah anak-anak maka guru harus mampu masuk ke dalam dunia mereka, seperti mengajar dengan menyanyi dan hal lain yang menyenangkan menurut mereka. Jika yang diajar remaja maka guru tidak dapat menggunakan teknik yang sama dengan mengajar anak-anak. Selain itu, saat menyampaikan materi sangat perlu untuk mengaitkannya dengan sesuatu yang booming saat itu atau apa yang berkaitan dengan dunia mereka saat itu. Agar siswa tertarik untuk memperhatikan penjelasan guru. Misalnya, saat ada piala dunia diusahakan guru mampu mengaitkannya dengan pembelajaran. Namun, tidak semua materi dapat dikaitkan. Oleh karena itu, guru bisa mengaitkannya dengan fenomena atau fakta yang pernah terjadi di sekitar.

Membuat media pembelajaran
Media pembelajaran merupakan alat yang dapat mempermudah siswa memahami penjelasan guru. Banyak yang beranggapan bahwa membuat media pembelajaran itu memerlukan banyak biaya. Namun anggapan itu tidak selamanya benar. Dengan sedikit sentuhan ajaib guru bahan-bahan yang ada di sekitar yang awalnya tidak berguna akan menjadi media pembelajaran yang indah dan bermanfaat. Oleh karena itu, kreatifitas guru perlu dikembangkan.

Murah senyum
Senyum adalah jurus ampuh untuk membuat siapa saja senang. Begitu juga dengan guru, jika guru murah senyum ketika mengajar di kelas maka siswapun juga akan merasa nyaman. Sebaliknya jika seorang guru tidak pernah tersenyum di kelas, siswapun merasa berhadapan dengan monster dan dampaknya mereka akan malas menerima pelajaran. Apalagi jika siswa anada anda ajar sudah tingkat SLTA, mereka akan lebih baik banyak menilai mengenai anda.

Hargai usaha siswa
Menghargai adalah bentuk penghargaan tertinggi dalam kehidupan. Seseorang akan lebih percaya diri jika hasil usahanya dihargai. Apalagi seorang siswa, mereka lebih banyak membutuhkan suntikan-suntikan kepercayaan diri untuk membentuk karakter dirinya. Jadi bapak/ibu guru tolong hargai setiap usaha atau pekerjaan siswa anda walau sekecil apapun. Tumbuhkan kepercayaan diri mereka untuk selalu memperbaiki dan mengembangkan dirinya. Karena sesuatu hal yang anda lakukan saat ini dapat berdampak pada kehidupan siswa anda di masa depan.

Memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan pendapat
Berikan kesempatan pada siswa untuk bertanya sebanyak-banyaknya, karena pada masa itu (khususnya masa remaja) mereka akan penasaran dengan segala hal. Tapi jangan lupa untuk mengarahkannya pada tujuan yang benar. Ajak mereka diskusi, minta mereka untuk menyampaikan pendapatnya masing-masing. Dan jangan lupa untuk memberikan penghargaan bagi siswa yang sudah menyampaikan pendapatnya.

Selain beberapa hal di atas, masih banyak strategi yang dapat digunakan guru untuk menjadi seorang guru profesional yang dicintai oleh siswanya. Karena mengajar merupakan sebuah seni, maka setiap orang pasti memiliki gaya yang berbeda. Oleh karenanya, hal tersebut dapat dijadikan ciri khas oleh seorang guru dalam mengajar. Biasanya seorang guru yang memiliki ciri khas, tidak akan dilupakan oleh siswanya. Ada sebuah ungkapan bahwa “Guru bukanlah orang yang hebat, namun orang hebat ada karena jasa seorang guru.”


So, banggalah jadi seorang GURU yang mampu melahirkan wajah-wajah baru Indonesia yang berakhlak mulia, bermanfaat, dan bermartabat. Maju terus guru-guru Indonesia!!!

1 komentar:

  1. How to play baccarat (Spanish) - The Wire - WURRione
    Learn worrione how to play baccarat in Spanish: 제왕 카지노 Learn vocabulary, febcasino the rules, where to play, and how to play the casino game you love.

    BalasHapus